Senin, 16 Mei 2011

Hama Penting Pada tanaman Family Solanaceae


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman, sektor pertanian mulai terabaikan dan mulai diganti dengan sektor lain yang lebih menjanjikan. Sebenarnya ini paradigma yang sulit untuk dibenarkan, karena negara ini bukanlah negara yang berkembang pesat dan seharusnya negara ini memajukan potensi diri terlebih dahulu sebelum berani berkompetisi dengan negara luar. Pertanian sangat penting untuk dipertahankan, namun sejalan dengan pemerintahan yang terus memikirkan keadaan ekonomi tanpa melihat sektor yang menjanjikan ini, banyak lahan – lahan yang dimusnahkan dan disulap menjadi gedung-gedung bertingkat. Ini menjadi dampak negatif bagi rakyat kita sendiri yang sebenarnya dominan berprofesi sebagai petani yang subsisten yang kehilangan mata pencariannya.
Negara Indonesia merupakan negara yang dikenal sebagai negara yang beriklim tropis. Dimana  di Indonesia, hanya terdapat dua musim. Yaitu musim kemarau dan musim hujan. Akibat kondisi iklim yang seperti itulah yang menyebabkan tanaman yang berada di Indonesia memiliki kekhasannya sendiri. Di Negara Indonesia, tanaman yang dapat bertahan hidup merupakan tanaman yang biasa menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan tersebut. Di Indonesia sama dengan Negara lain, dikenal adanya 3 (tiga) jenis tanaman yaitu tanaman tahunan, tanaman pangan, dan tanaman sayuran.
            Negara kita salah satu Negara pertanian terbesar di dunia, tapi sayang masalah hama masih menjadi masalah terbesar bagi pertanian Indonesia termasuk pada horti sayur-sayuran. Tomat, cabai, dan terong adalah sayur-sayuran tergolong dalam famili Solanaceae yang merupakan sayuran paling berperan di pasaran. Tapi yang menjadi masalah, sayur-sayuran tersebut masih sangat rentan terserang hama. Sehingga sangat penting untuk mempelajari hama-hama penting pada tanaman yang tergolong kedalam famili Solanaceae ini, agar sayuran tersebut masih tetap baik dipasaran.
            Hama-hama penting yang menyerang sayuran famili Solanaceae ini cukup banyak. Diantaranya Kumbang Daun (Epilachna spp), Kutu Daun (Aphis spp), Tungau (Tetranynichus spp), Ulat Tanah (Agrotis ipsilon), Ulat Grayak (Spodoptera litura), Ulat Buah (Helicoverpa armigera), Kutu kebul ( Bemisicia tabaci ), Tungau Kuning (Polyphagotarsonemus latus Banks.).
            Dalam makalah ini akan dibahas tentang hama-hama penting pada tanaman horti sayuran yang tergolong famili Solanaceae tersebut. Mulai dari sistematika, morfologi, sampai pada cara pengendaliannya.

b. Tujuan
            Tujuan dari makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui dan mempelajari hama-hama penting pada tanaman hortikultura khususnya sayuran famili Solanaceae, mulai dari sitematika, morfologi, sampai pada cara pengendaliannya.
















II. PEMBAHASAN
A. Sayuran Family Solanaceae
1. Tanaman Tomat ( Solanum lycopersicum L)
Tanaman tomat termasuk ke dalam family solanaceae. dalam dunia tumbuhan tomat tergolong dalam tumbuhan yang menghasilkan biji (Spematophyta). Bijinya tertutup oleh bakal buah sehingga termasuk golongan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) (Wiryanta, 2002).
Tomat (Solanum lycopersicum L.) mempunyai tinggi 0,5-2,5 m, bercabang banyak, berambut, dan berbau kuat. Batang bulat, bercabang mulai dari ketiak daun yang berada dekat dengan tanah, kulit batang berwarna hijau dan berbulu. menebal pada buku-bukunya, berambut kasar warnanya hijau keputihan (Puspita, 2008).

2. Tanaman Cabai( Capsicum annum )
Tanaman cabai termasuk ke dalam family solanaceae. dalam dunia tumbuhan cabai tergolong dalam tumbuhan yang menghasilkan biji (Spematophyta). Bijinya tertutup oleh bakal buah sehingga termasuk golongan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) (Wiryanta, 2002).
Menurut Prajnanta (2001), cabai termasuk tanaman semusim berbentuk perdu, berdiri tegak dengan batang berkayu, dan memiliki banyak cabang. Tinggi tanaman dewasa antara 65-120 cm. lebar tajuk tanaman 50-90 cm. tanaman cabai mempunyai akar tunggang yang terdiri dari atas akar utama (primer) dan akar lateral (sekunder), dari akar lateral keluar serabut-serabut akar (akar tersier). Panjang akar primer berkisar 35-50 cm, akar lateral menyebar sekitar 35-45 cm.


3. Tanaman Terung ( Solanum melongena )
Terong atau terung ialah tumbuhan yang tergolong dalam keluarga Solanaceae dan genus Solanum. Ia merupakan tumbuhan asli India dan Sri Lanka, dan berhubungan erat dengan tomat dan kentang. Buahnya biasa digunakan sebagai sayur untuk masakan. Nama botaninya Solanum melongena (Astawan, 2009).
Terong ialah tumbuhan hijau yang sering ditanam secara tahunan. Tanaman ini tumbuh hingga 40-150 cm (16-57 inci) tingginya. Daunnya besar, dengan lobus yang kasar. Ukurannya 10-20 cm (4-8 inci) panjangnya dan 5-10 cm (2-4 inci) lebarnya. Jenis-jenis setengah liar lebih besar dan tumbuh hingga setinggi 225 cm (7 kaki), dengan daun yang melebihi 30 cm (12 inci) dan 15 cm (6 inci) panjangnya. Batangnya biasanya berduri. Warna bunganya antara putih hingga ungu, dengan mahkota yang memiliki lima lobus. Benang sarinya berwarna kuning. Buah tepung berisi, dengan diameter yang kurang dari 3 cm untuk yang liar, dan lebih besar lagi untuk jenis yang ditanam (Astawan, 2009).

4. Tanaman Kentang ( Solanum tuberosum )
Kentang, komoditas yang sudah tidak asing lagi bagi kita, baik bagi konsumen maupun para petani sebagai produsen. Tanaman kentang yang memiliki kalori tinggi sehingga bisa menjadi pengganti nasi ini, diusahakan sejak lama oleh para petani Indoensia khususnya di dataran tinggi seperti Malang, Dieng, Pangalengan maupun Bukit Tinggi. Komoditas ini tidak hanya dikonsumsi oleh rumah tangga saja melainkan oleh industri makanan yang menggunakan bahan baku kentang atau industri makanan siap saji baik dari dalam maupun luar negeri. Jadi, tidaklah mengherankan bila permintaan akan komoditas ini semakin meningkat setiap tahunnya seiring dengan meningkatnya trend selera masyarakat dalam diversifikasi makanan.
Potensi pengembangan tanaman kentang di Indonesia sebenarnya sangat berpeluang apalagi ditunjang dengan semakin membanjirnya industri makanan siap saji saat ini. Namun demikian, seperti halnya komoditas pertanian lain, masalah klasik yang sering kita hadapi adalah komoditas yang kita belum bisa berbicara banyak dapat memberikan konstribusinya dalam bidang pertanian. Sebagai contoh, mayoritas industri fast food yang ada saat ini masih mempercayakan pemilihan kentangnya dari luar negeri. Meskipun tidak semua, namun hal ini memberikan isyarat bagi kita bahwa komoditas kita belum memiliki keunggulan kompetitif di dalam negeri sendiri apalagi untuk ekspor.

B. Hama Tanaman Sayuran Family Solanaceae
            Salah satu syarat agar tanaman sayuran dapat tumbuh dan berkembang sehingga menghasilkan buah adalah tanaman harus sehat artinya tanaman harus bebeas dari hama dan penyakit. Hama merupakan gangguan pertumbuhan sayuran yang perlu diwaspadai. Selain itu hama juga berpotensi menurunkan kualitas dan kuantitas hasil produksi.
Hama-hama penting yang menyerang sayuran famili Solanaceae ini cukup banyak. Diantaranya Kumbang Daun (Epilachna spp), Kutu Daun (Aphis spp), Tungau (Tetranynichus spp), Ulat Tanah (Agrotis ipsilon), Ulat Grayak (Spodoptera litura), Ulat Buah (Helicoverpa armigera), Kutu kebul ( Bemisicia tabaci ), Tungau Kuning (Polyphagotarsonemus latus Banks.).
            Ada beberapa jenis hama yang sering menyerang dan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman hortikultura khususnya sayuran pada Family Solanaceae. Diantaranya yaitu:

A. Hama Penting tanaman Tomat
1. Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hubner )
a. Sistematika
      Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hubner )      
            Philum             : Artrhopoda
            Class                : Insecta
            Ordo                : Lepidoptera
            Family             : Noctuidae
            Genus              : Agrotis
            Spesies            : Agrotis ipsilon Hubner.

b. Morfologi dan Bioekologi
Bentuk telur seperti kerucut dengan garis tengah pada bagian dasarnya 0,5 mm. Betina dapat meletakkan telur 1.430 – 2.775 butir telur. Warna telur mula – mula putih lalu berubah menjadi kuning, kemudian merah disertai titi coklat kehitam – hitaman pada puncaknya. Titik tersebut adalah kepala larva yang sedang berkembang di dalam telur. Menjelang menetas, warna telur berubah menjadi gelap agak kebiru – biruan. Stadium telur berlangsung 4 hari.
Larva menghindari cahaya matahari dan bersembunyi di permukaan tanah kira -kira sedalam 5 – 10 cm atau dalam gumpalan tanah. Larva aktif pada malam hari untuk menggigit pangkal batang. Larva yang baru keluar dalam telur berwarna kuning kecoklat – coklatan dengan panjang tubuh berkisar 1- 2 m. Sehari kemudian larva mulai makan dengan menggigit permukaan daun. Larva mengalami 5 kali ganti kulit. Larva instar terakhir berwarna coklat kehitam – hitaman. Panjang larva instar terakhir berkisar antara 25 – 50 mm. Bila larva diganggu akan melingkar tubuhnya dan tidak bergerak seolah – olah mati. Stadium larva berkisar 36 hari.
Ulat ini memiliki tubuh berwarna coklat tua dengan garis – garis coklat pada kedua sisinya dan bagian depan tubuhnya berwarna abu – abu. Panjang tubuh ngengat sekitar 2,2 cm. Umumnya ngengat menghindari cahaya matahari dan bersembunyi pada permukaan bawah daun. Sayap depan berwarna dasar coklat keabu – abuan dengan bercak – bercak hitam. Pinggiran sayap depan berwarna putih. Warna dasar sayap belakang putih keemasan dengan pinggiran berenda putih. Panjang sayap depan berkisar 16 – 19 mm dan lebar 6 –8mm. Ngengat ini dapat hidup paling lama 20 hari. Apabila diganggu atau disentuh ngengat menjatuhkan diri pura – pura mati. Perkembangan dari telur hingga dewasa rata – rata 51 hari.
c. Gejala serangan
Larva aktif pada malam hari untuk mencari makanan dengan menggigit pangkal batang. Pangkal batang yang digigit akan mudah patah dan mati. Disamping menggigit pangkal batang, larva yang baru menetas juga menggigit permukaan daun. Seekor larva dapat merusak ratusan tanaman muda. Biasanya tanaman muda berbatang kecil (berumur 2-5 minggu ) banyak dipotong oleh ulat tanah sehingga kerugian produksinya dapat mencapai hingga 90%.

        
  Gambar. Ulat Tanah Agrotis ipsilon Hufn – http//www.insect/hama.google.go.id.

d. Pengendalian
a). Kultur teknis
- Pengolahan tanah yang baik untuk membunuh pupa yang ada di dalam tanah.
- Sanitasi dengan membersihkan lahan dari gulma yang juga merupakan tempat ngengat A. ipsilon meletakkan telurnya.
b). Pengendalian fisik / mekanis
Pengendalian secara fisik dengan mengumpulkan larva dan selanjutnya dimusnahkan. Sebaiknya dilakukan pada senja – malam hari, dan larva biasanya dijumpai di permukaan tanah sekitar tanaman yang terserang.
c). Pengendalian hayati
Pemanfaatan musuh alami : parasitoid larva A. ipsilon yaitu Goniophana heterocera, Apanteles (= Cotesia) ruficrus, Cuphocera varia dan Tritaxys braueri. Predator penting adalah Carabidae. Patogen penyakit yang sering menyerang A. ipsilon adalah jamur Metharrizium spp. dan Botrytis sp. serta nematoda Steinernema sp

d). Pengendalian kimiawi
Apabila serangan ulat tanah tinggi, dapat dilakukan penyemprotan dengan insektisida yang efektif, terdaftar dan diizinkan Menteri Pertanian antara lain aplikasikan Sipermetrin pada tanah di sekeliling tanaman tomat.

2. Ulat buah tomat ( Heliothis armigera Hubner )
a. Sistematika
            Ulat buah tomat  (Heliothis armigera)           
            Philum             : Artrhopoda
            Class                : Insecta
            Ordo                : Lepidoptera
            Family             : Noctuidae
            Genus              : Heliothis
            Spesies            : Heliothis armigera Hubner.

b. Morfologi dan Bioekologi
Ngengat betina muncul sehari lebih dahulu sbelum ngengat jantan. Ngengat jantan mudah dibedakan dari ngengat jantan karena ngengat betina mempunyai pola bercak – bercak pirang tua. Nisbah kelamin jantan betina 1 : 1. daur hidup dari telur hingga mati berkisar antara 52 – 58 hari.  Ngengat betina meletakkan telur satu persatu pada pucuk daun, sekitar bunga dan cabang. Telur berbentuk bulat atau berwarna putih agak kekuning – kuningan, kemudian berubah menjadi kuning tua dan ketika akan menetas terlihat adanya bintik hitam. Stadium telur berkisar antara 10 – 18 hari dan persentase penetasan telur 63 – 82 %.
Stadium larva antara 12-23 hari. Ketika baru keluar dari telur, larva berwarna kuning muda dan tubuhnya berbentuk silinder. Larva muda kemudian berubah warna dan terdapat variasi warna dan pola antar sesama larva.  Tubuhnya akan bertambah panjang jika suhu di lingkungannya rendah. Warnanya bervariasi mulai dari hijau, hijau kekuning-kuningan, hijau kecoklatan, sampai warna hitam. Bagian tubuhya terdapat banyak kutil dan dipenuhi dengan bulu. Larva terdiri dari 5 instar masing – masing berumur 2-3 hari, 2-4 hari, 2-5 hari, 2-6 hari dan 4-7 hari.
Pupa dibentuk di dalam tanah. Pupa yang baru terbantuk berwarna kuning kemudian berubah kehijauan dan akhirnya berwarna kuning kecoklatan. Lama stadium pupa 15-21 hari.

c. Gejala Serangan
Pada daun, daun berlubang-lubang tak beraturan. pada serangan yang berat daun akan habis dan tanaman menjadi gundul. Kadang – kadang larva juga menyerang pucuk tanaman dan melubangi cabang – cabang tomat. Pada buah, buah cabai berlubang dan akhirnya akan membusuk bila terjadi infeksi sekunder. Larva Heliothis armigera melubangi buah tomat baik buah muda maupun yang sudah tua. Buah tomat yang terserang akan busuk dan jatuh ke tanah. Pada bunga, bunga cabai berlubang dan pada akhirnya membusuk dan rontok.
pedoma4pedoma2   
  Gambar 2. Ulat Buah Heliothis armigera Hubner dan Gejala serangannya.
  http//www.gambar hama pertanaman tomat.yahoo.go.id

d. Pengendaian
a. Kultur Teknis
  • Dengan cara rotasi tanaman dengan tanaman lain yang tidak satu family
  • Pengolahan tanah yang baik serta perlakuan panas pada tanah supaya dapat menghalangi keluarnya kupu – kupu dari kepompong yang berada dalam tanah.

b. Pengendalian Mekanis
            Dengan mengumpulkan larva dan selanjutnya dimusnahkan.

c. Pengendalian secara kimiawi
Dengan Cara penyemprotan insektisida, seperti Diazinon dan Cymbush dan bayrusil. Penyemprotan dengan insektisida sistemik dan racun perut dapat mencegah serangan yang lebih luas.



3. Lalat putih / Kutu kebul ( Bemisicia tabaci )
a. Sistematika
      Lalat putih / Kutu kebul ( Bemisicia tabaci )
            Philum             : Artrhopoda
            Class                : Insecta
            Ordo                : Homoptera